1. Definisi
Bahaya biologis adalah potensi risiko terhadap kesehatan yang ditimbulkan oleh organisme hidup atau produk biologisnya, yang dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan pada manusia. Contohnya meliputi:
- Gigitan hewan berbisa (ular, serangga)
- Penyakit menular (malaria, hepatitis, tuberkulosis)
- Mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, parasit)
- Bahan biologis (darah, cairan tubuh)
2. Tujuan
Prosedur ini bertujuan untuk:
- Melindungi pekerja dari paparan agen biologis yang membahayakan.
- Menurunkan risiko penularan penyakit atau gangguan kesehatan akibat agen biologis.
- Meningkatkan kesiapsiagaan terhadap insiden terkait bahaya biologis di tempat kerja.
3. Lingkup
Prosedur ini berlaku bagi seluruh pekerja, kontraktor, dan pengunjung yang berada di lingkungan kerja yang:
- Beroperasi di area rawan penyakit endemik (misal: malaria, leptospirosis),
- Berisiko terpapar darah/cairan tubuh,
- Beraktivitas di alam terbuka (hutan, rawa, offshore),
- Terlibat dalam penanganan limbah biologis atau sanitasi.
4. Prosedur
A. Identifikasi Bahaya Biologis
- Lakukan penilaian risiko terhadap potensi paparan biologis di lokasi kerja.
- Kenali sumber paparan:Lingkungan: genangan air, rawa, semak, saluran air kotor. Hewan/serangga: ular, nyamuk, tikus, kutu, dll.Manusia: pekerja sakit, darah, cairan tubuh, limbah medis.
B. Tindakan Pencegahan dan Pengendalian
- Pengendalian Lingkungan : Kuras dan tutup tempat berkembang biaknya nyamuk (genangan air, drum, selokan). Lakukan penyemprotan disinfektan secara berkala. Pasang barrier fisik seperti jaring nyamuk, perangkap hewan, atau penutup saluran.
- Administratif dan Prosedural: Terapkan kebijakan tidak hadir kerja bagi pekerja yang menunjukkan gejala penyakit menular.Pastikan vaksinasi (seperti vaksin hepatitis, tetanus, tifus) tersedia bagi pekerja yang berisiko tinggi.Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk mendeteksi dini infeksi biologis.
- Alat Pelindung Diri (APD); Gunakan sarung tangan, masker, goggles, dan pelindung wajah saat menangani limbah biologis atau kontak cairan tubuh. Gunakan sepatu boots dan pakaian tertutup saat bekerja di area endemik atau rawa.Gunakan repellent nyamuk bila bekerja di area terbuka.
C. Penanganan Insiden
- Jika terjadi gigitan ular atau serangga berbisa:Segera evakuasi pekerja ke fasilitas medis. Imobilisasi area luka, jangan disedot.Catat jenis hewan jika memungkinkan untuk pengobatan yang tepat.
- Jika terpapar darah/cairan tubuh: Cuci area yang terkena dengan sabun dan air mengalir. Laporkan ke petugas medis untuk post exposure treatment.
- Jika terjadi penyakit menular: Isolasi pasien bila diperlukan.Lakukan pelacakan kontak dan edukasi bagi rekan kerja. Bersihkan dan disinfeksi area kerja terkait.
D. Pelatihan dan Sosialisasi
- Berikan pelatihan pengendalian bahaya biologis secara berkala.
- Edukasi mengenai tanda-tanda penyakit menular umum (malaria, DBD, hepatitis).
- Latih pekerja tentang penanganan tumpahan biologis dan penggunaan APD.
E. Monitoring dan Evaluasi
- Pantau kondisi lingkungan kerja secara berkala (genangan, sanitasi, kehadiran vektor).
- Evaluasi efektivitas pengendalian melalui inspeksi rutin dan laporan kesehatan kerja.
- Revisi prosedur jika ada perubahan jenis pekerjaan atau lokasi dengan risiko baru.