1. Definisi
Bahaya ergonomi adalah potensi risiko yang timbul akibat interaksi antara pekerja dengan lingkungan kerja, alat, atau tugas yang tidak sesuai dengan kemampuan atau batasan fisik pekerja, sehingga dapat menyebabkan gangguan otot, sendi, atau sistem saraf (MSDs – Musculoskeletal Disorders). Contohnya:
- Mengangkat beban berat
- Posisi duduk atau berdiri lama tanpa perubahan
- Gerakan berulang (repetitive motion)
- Penggunaan alat kerja yang tidak ergonomis
- Penataan kerja komputer yang salah
2. Tujuan
Prosedur ini bertujuan untuk:
- Mencegah cedera atau penyakit akibat gangguan otot dan rangka akibat pekerjaan (work-related MSDs).
- Meningkatkan kenyamanan, produktivitas, dan efisiensi kerja.
- Mendorong desain kerja yang sesuai dengan postur tubuh alami manusia.
3. Lingkup
Prosedur ini berlaku bagi seluruh pekerja, kontraktor, dan pengunjung di lingkungan kerja , khususnya pada:
- Pekerjaan manual handling (angkat/geser dorong barang),
- Aktivitas kerja berulang (pabrik, perakitan),
- Pekerjaan statis seperti penggunaan komputer dan workstation,
- Operator alat berat atau kendaraan.
4. Prosedur
A. Identifikasi dan Penilaian Risiko Ergonomi
1. Lakukan survey lapangan untuk mengidentifikasi potensi bahaya ergonomi:
- Postur janggal (membungkuk, menjangkau tinggi)
- Gerakan berulang (>30x per menit)
- Kekuatan fisik berlebihan (angkat >20 kg)
- Durasi postur statis (>2 jam)
- Gunakan checklist ergonomi atau tools seperti RULA/REBA untuk penilaian.
B. Pengendalian Bahaya Ergonomi
1. Rekayasa Teknik (Engineering Control)
- Rancang ulang stasiun kerja agar:Posisi kerja netral (natural posture).Ketinggian meja/alat sesuai postur tubuh.Barang berat disimpan pada zona nyaman (antara lutut dan bahu).
- Gunakan alat bantu mekanik (trolley, handlift, vacuum lifter).
- Pasang meja kerja yang dapat diatur tinggi-rendahnya (adjustable desk).
- Gunakan kursi ergonomis untuk pekerjaan duduk lama.
2. Pengendalian Administratif
- Buat jadwal rotasi kerja untuk menghindari kelelahan otot.
- Terapkan microbreak atau istirahat singkat setiap 60–90 menit.
- Edukasi pekerja tentang postur kerja yang benar.
- Batasi durasi tugas repetitif atau angkat manual.
3. Pelatihan dan Edukasi
- Lakukan pelatihan ergonomi seperti:Cara angkat barang yang benar (teknik squat lift). Posisi duduk saat kerja komputer. Stretching rutin untuk mencegah cedera otot
- Gunakan media visual seperti poster dan safety briefing.
4. Alat Pelindung Diri (jika diperlukan)
- Sarung tangan grip untuk pegangan lebih baik.
- Back support belt hanya untuk dukungan tambahan sementara, bukan solusi utama.
C. Pemantauan dan Evaluasi
- Lakukan inspeksi berkala terhadap area kerja.
- Pantau keluhan pekerja terkait nyeri otot atau cedera berulang.
- Evaluasi ulang desain kerja jika terjadi insiden atau keluhan ergonomi.
- Dokumentasikan semua upaya pengendalian dan penilaian ergonomi.
D. Penanganan Keluhan Ergonomi
Jika pekerja melapor nyeri/keluhan otot:
- Lakukan pengkajian risiko ulang.
- Sediakan penanganan medis dan rujukan fisioterapi jika perlu.
- Tindak lanjut untuk modifikasi tugas/alat kerja.