Skip to main content

PROSEDUR PENGUJIAN GAS

 

1. Definisi

  • Pengujian Gas: Proses pemantauan gas secara terus-menerus atau berkala untuk mendeteksi konsentrasi gas berbahaya (oksigen, gas mudah terbakar, dan gas beracun).
  • Qualified Gas Tester: Personel kompeten yang bertanggung jawab melakukan pengujian gas, memvalidasi alat, dan menghentikan pekerjaan jika kondisi tidak aman.
  • Lower Explosive Limit (LEL): Konsentrasi terendah gas/uap di udara yang dapat menyala jika terdapat sumber api.
  • IDLH (Immediately Dangerous to Life and Health): Atmosfer yang langsung mengancam nyawa atau kesehatan (misal: oksigen <19,5%, HS >30 ppm).
  • Bump Test: Uji fungsional alat detektor gas dengan gas kalibrasi untuk memastikan akurasi.

 

2. Tujuan

  • Memastikan lingkungan kerja aman dari risiko gas berbahaya.
  • Mencegah kecelakaan akibat paparan gas beracun, mudah terbakar, atau atmosfer kekurangan/kelebihan oksigen.
  • Mematuhi peraturan perundangan dan standar keselamatan

 

3. Lingkup

Prosedur ini berlaku untuk:

  • Masuk ruang terbatas (confined space).
  • Kegiatan penggalian (excavation).
  • Pekerjaan panas (hot work)
  • Penanganan bahan berbahaya.
  • Situasi darurat (kebocoran, tumpahan).
  • Aktivitas lain dengan potensi atmosfer berbahaya.

 

4. Prosedur Pengujian Gas

A. Persiapan Alat

  • Pastikan alat detektor gas:Telah dikalibrasi dan lulus bump test, Memiliki alarm visual dan suara yang berfungsi. Intrinsically safe untuk lingkungan berbahaya.Periksa masa berlaku tabung detektor/kalibrasi gas.

B. Urutan Pengujian

  • Kandungan Oksigen: Batas aman: 19,5–23,5%.
  • Gas Mudah Terbakar (LEL): Batas aman: <10% LEL.
  • Gas Beracun (HS, Benzene, dll.)
    • HS: <5 ppm (kerja >15 menit) atau <15 ppm (≤15 menit).
    • Benzene: <1 ppm (kerja >15 menit) atau <5 ppm (≤15 menit).


C. Pengujian Awal

  • Lakukan pengujian di luar area kerja terlebih dahulu (misal: confined space).
  • Gunakan tongkat ekstensi untuk sampling udara di dalam area tanpa masuk.
  • Catat hasil pengujian dan pastikan dalam batas aman sebelum izin kerja diterbitkan.


D. Pengujian Berkala

Ulangi pengujian:

  • Setiap 4 jam selama pekerjaan berlangsung.
  • Setiap pergantian shift.
  • Setelah istirahat >30 menit.
  • Saat terjadi perubahan kondisi (misal: kebocoran, suhu ekstrem)
  • Gunakan alat detektor portabel atau wearable gas monitor untuk pemantauan terus-menerus.


E. Tindakan Darurat

Jika hasil pengujian melebihi batas aman:

  • Hentikan pekerjaan segera.
  • Evakuasi personel dari area.
  • Identifikasi sumber bahaya dan lakukan mitigasi.
  • Uji ulang atmosfer sebelum melanjutkan pekerjaan.


F. Dokumentasi

  • Catat semua hasil pengujian dalam permit to work.
  • Tandatangani oleh Qualified Gas Tester dan pengawas pekerjaan.

 

5. Persyaratan Tambahan

  • Kalibrasi Alat: Dilakukan sesuai instruksi pabrik dan didokumentasikan.
  • Stratifikasi Gas: Uji di berbagai level (atas, tengah, bawah) untuk gas dengan densitas berbeda.
  • Peralatan Non-Intrinsically Safe: Hanya boleh digunakan jika tidak ada alternatif dan dipakai dengan wearable gas detector.

 

 

Bump Test Gas Detector adalah prosedur singkat untuk memverifikasi bahwa alat pendeteksi gas berfungsi dengan benar dengan cara mengekspos sensor ke konsentrasi gas tertentu yang sudah diketahui. Tujuannya adalah memastikan bahwa alarm (visual, suara, atau getar) dan pembacaan alat bekerja sesuai standar sebelum digunakan di lapangan.

Detail Penting tentang Bump Test:

Tujuan:

  • Memastikan sensor merespons gas target.
  • Mengecek fungsi alarm dan baterai.
  • Memenuhi persyaratan keselamatan (OSHA, NFPA, atau standar lokal).

Cara Melakukan:

  • Gunakan gas kalibrasi dengan konsentrasi tertentu (misalnya: 50 ppm HS untuk sensor HS).
  • Arahkan gas ke sensor selama 10-30 detik.
  • Pastikan alat menampilkan pembacaan yang sesuai dan alarm aktif.

Frekuensi:

  • Disarankan: Sebelum setiap penggunaan (terutama di lingkungan berisiko tinggi).
  • Minimum: Sesuai panduan produsen (biasanya bulanan).

Perbedaan dengan Kalibrasi:

  • Bump Test: Cek respons cepat tanpa penyesuaian.
  • Kalibrasi: Menyesuaikan output sensor ke standar gas referensi (lebih lama dan kompleks).

Alat yang Diuji:

  • Multi-gas detector (HS, CO, O, LEL, dll.).
  • Single-gas detector.

 

Mengapa Bump Test Penting?

  • Mencegah False Negative: Alat yang tidak di-test mungkin gagal mendeteksi gas berbahaya.
  • Kepatuhan Hukum: Standar seperti OSHA 1910.146 mensyaratkan verifikasi fungsi alat.
  • Keandalan: Memastikan alat siap digunakan dalam kondisi darurat.


Contoh Kasus:
Jika bump test untuk sensor O gagal, alat mungkin tidak akan memberi peringatan saat kadar oksigen di area kerja di bawah 19.5% (berbahaya).

 

Popular posts from this blog

Prosedur Simultaneous Operations (SIMOPS)

1. Definisi Simultaneous Operations (SIMOPS)  adalah kegiatan di mana dua atau lebih aktivitas kerja dilakukan secara bersamaan di lokasi yang sama atau berdekatan, yang dapat menimbulkan risiko keselamatan, gangguan operasional, atau dampak lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. 2. Tujuan Mengelola potensi konflik dan risiko melalui perencanaan, komunikasi, dan eksekusi yang efektif. Mencegah terjadinya shutdown yang tidak direncanakan, kecelakaan kerja, atau kerusakan aset. Memastikan keselamatan pekerja dan keberlanjutan operasi. 3. Lingkup SIMOPS berlaku untuk berbagai aktivitas kerja yang terjadi bersamaan, seperti:   4. Prosedur Simultaneous Operations (SIMOPS) 4.1 Perencanaan (Plan SIMOPS) Identifikasi pekerjaan yang akan dilakukan bersamaan  → Dokumen SIMOPS Plan  harus mencantumkan aktivitas yang terjadi dan potensi bahaya yang bisa muncul. Tentukan batasan operasi  → Misalnya, jarak aman antar aktivitas, pembagian zona kerja, dan pengaturan jadwal...

KESELAMATAN KERJA

 Berikut ini adalah daftar prosedur keselamatan kerja SIMOPS Prosedur penggalian Akses control By pass critical protection Pengujian gas Lock out tag out Hot work